Rifat Nasution

BLOGGING THE REEL WORLD

Saturday, March 19, 2016

Langkah

2 comments


Sudah seperti hujan dan kenangan yang selalu dipasangkan.
Sudah seperti para remaja dan sosial media yang saling membutuhkan.

Muncul bersama, saling menjaga.
Serasa terikat, namun kami tidak.
Seakan cinta, tapi kami bukan. Seakan benci, dan itu lebih bukan.
Kau mulai membuat langkah. Berniat kembali namun berhasil pergi.

Aku hanya terdiam. Melihatmu dari jauh sedang berbagi cerita. Cerita bahagia yang tidak ada aku di dalamnya.
Dulu saat aku berhadapan dengan wajahmu. Aku selalu menjadi bagian renyah dari tawamu.
Saat aku hanya dapat melihat punggungmu, aku berusaha menjadi bagian dari semangatmu.

Kini aku tak lagi dapat melihatmu. Bukan karena buruknya penglihatanku.
Tapi engkau yang telah melangkah jauh, terlalu jauh, menyusuri alur hidupmu, yang terpisah dengan alur hidupku.

Apakah hidup mampu membawa langkah kita bertemu di persimpangan jalan kelak?

Entahlah. 


Wednesday, March 9, 2016

Menelaah Lelah

2 comments

Lelahmu dan lelahku pastinya tak sama.
Lelah seorang penyapu jalanan dan lelah seorang Manager Bank ternama juga pasti berbeda.
Lelah seorang Sutradara film dan lelah seorang Aktor pun juga tak sama. 
Lelah seorang Ibu rumah tangga mengurus keluarga dan lelah seorang anak menghapalkan rumus fisika juga teramat berbeda.
Dan lelahnya seseorang yang menunggu dan terus menunggu tanpa kepastian. Ini sih lelah sama bego beda tipis.

Sempat terlintas dipikiranku, bagaimana jika status sosial dan gaji dari manusia di Bumi ini berdasarkan seberapa lelah dia bekerja. Mungkin para pekerja yang kerjanya sangat keras dan membutuhkan banyak energi akan menguasai dunia, seperti para kuli, tukang becak, supir angkot, penyapu jalanan, pekerja bangunan, kaum terlantar, kaum tertidas, jomblo, ya macem-macemlah.

Terkadang aku berfikir, terkadang juga tidak, kalau lagi males. Begini teman, mengapa hidup begitu tak adil ya? Mengapa orang yang bekerja lebih lelah tak dibayar sesuai pekerjaannya yang sangat melelahkan. Mengapa seorang yang “hanya” duduk dan diam didepan monitor bisa mendapatkan honor yang lebih layak? Aku pernah mengajak ngobrol salah seorang tukang becak di kota Medan. Kalo tidak salah namanya adalah  Pak Darto, beliau bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya menjadi tukang becak, karena terlalu panjang, jadi tidak mungkin aku ceritakan disini, begitu.

Namun kemudian, aku mendapatkan secercah jawaban dari permasalahan lelah ini. Kalau lelah sendiri sebenarnya bukan hanya melulu soal keringat, bukan melulu soal tenaga, melainkan lelah berpikir juga harus dihitung. Jadi sekarang aku sudah paham, itulah gunanya belajar apapun, itulah gunanya belajar di sekolah, agar otak kita dilatih untuk lelah berpikir, agar nantinya kita bekerja dengan menggunakan sebagian besar otak, daripada menggunakan tenaga. Makanya, sewaktu sekolah ataupun sewaktu kuliah itu kalo belajar ya belajar bener-bener, jangan bisanya pacaran aja. Itu tuh jadinya banyak anak muda sekarang yang hamil diluar nikah, kebanyakan pake tenaga sih, tapi nggak bisa pake otak.

Sering juga kita hanya melihat posisi seseorang ketika mereka sudah berada dititik kesuksesan. Namun, kita melupakan bagaimana lelahnya ia mencapai posisi tersebut. Aku percaya bahwa hidup ini adalah suatu konsep paling sistematis. Kita lahir sebagai bayi, kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, lalu meninggal. Contoh lain, kita bersekolah sesuai sistemnya. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, S1, S2, S3 dan seterusnya. Tidak ada yang bersekolah langsung SMA kan? Akhirnya aku paham bahwa untuk sukses itu harus sistematis, akan banyak lelah-lelah yang dilewati sampai pada akhirnya lelah itu menjadi nikmat, dan lelah pun akan semakin berkurang. Aku sedang berada diposisi lelah yang berpotensi menyerah. Tapi tak mengapa, ini adalah sistem, yang akan aku lewati dan harus aku nikmati.
Kang ketoprak deket rumah pernah mengatakan begini:
            “Dan jika suatu saat kamu merasa sudah lelah, duduk dan katakan ini belum berakhir, lalu bangkitlah, berjalanlah walau hanya satu langkah.”

Karena percayalah, tidak ada lelah yang berakhir sia-sia. Selamat Petang, salam olahraga!

Friday, February 5, 2016

Alasan-alasan Putus yang Antimainstream

No comments

Pacaran itu harusnya memberikan kebahagiaan, bukan malah membawa masalah baru, dan akhirnya membuat kita tidak nyaman terhadap pasangan kita. Bener nggak? Namun banyak orang yang sebenernya pengen putus, tapi takut kalau akhirnya bakal sendiri lagi. Pengen putus, tapi takut nggak ada yang nemenin jalan ke mal lagi, nggak ada yang nemenin nonton lagi, nggak ada yang bayarin makan lagi, tapi sebenarnya udah nggak sayang sama pasangannya. Adakah pasangan yang seperti ini? Banyak.

Memang sih dalam pacaran itu, berantem mungkin bisa jadi bumbu-bumbu yang asik biar kerasa indahnya pelukan pas baikan, indahnya perasaan pas berani minta maaf dan memaafkan. Tapi kalo berantemnya diem-dieman selama berhari-hari atau bertahun-tahun, atau saling bayar dukun buat santet-santetan, itu bukan berantem yang sehat dan juga bukan pacaran yang sehat lagi. Sudahlah, terima saja kenyataan kalau kalian memang tidak cocok bersama. Kalian masih bisa bahagia kok walau nggak sama dia lagi. Mari jujur sama perasaan masing-masing. Tapi ya kembali lagi ke persoalan, untuk putus itu memang nggak mudah, harus ada alasan yang pas untuk putus dan saling menerima keputusan itu. Untungnya kalian membaca tulisan ini. Jadi bisa tau apa aja cara-cara agar bisa putus sama pacar, tapi  tetap elegan.

1.    Aku ingin mengabdi
Cara yang pertama adalah mengaku kepada pacar kalau kalian ingin mengabdi ke suatu institusi atau organisasi radikal. Katakan kalau itu adalah jalan hidup yang kalian pilih karena sebenarnya akan lebih menderita jika tetap pacaran dengannya. Katakan juga pengabdian ini memiliki syarat tidak boleh memiliki pasangan karena nantinya kalian akan dikebiri massal. Tapi, kalau pacar kalian masih bingung dan merasa tidak percaya, bisikkan kata ini ke telinganya, “Aku bisa aja mutilasi kamu sekarang hehe”. Dan jangan lupa senyuman jahat setelahnya. Bisa saya pastikan kalian akan putus saat itu juga, dan menjadi buronan densus 88. Tak mengapa, yang penting kan putus.

2.    Aku tuh capek nyakitin kamu
Cara yang kedua adalah jujur kepada pacar kalian kalau kalian udah capek nyakitin dia dan dia malah tetap bertahan dan memaafkan. Kasih tau ke pacar kalian kalau pacaran sama dia nggak ada tantangannya, nggak ada berantem-berantemnya, drama-dramanya. Kasih pesan moral ke dia sebelum putus, kalau selama ini kamu sengaja nyakitin dia supaya dia jadi lebih kuat dan belajar untuk melawan, jangan jadi pribadi yang lemah. Kalau pacar kalian nangis mendengar perkataan ini, bentak dia sekali lalu pergi dengan elegan.

3.    Aku terlalu cakep buat kamu
Cara yang ketiga adalah bilang secara lantang kehadapan pacar kalian, kalau perlu didepan teman-temannya, gebrak meja sekali lalu katakan “Aku tuh kecakepan buat kamu, cih!”. Kalau nyatanya kalian jelek dan pacar kalian yang lebih cakep, tidak mengapa, cara ini tetap bisa dilakukan. Yang terpenting tetap pede dan pasang muka tebal. Tapi ingat, resiko memakai cara ini kalian bisa diludahin dan dibakar massa setelahnya. Nggak papa, yang penting kan putus. 

4.    Cari-cari kesalahan sekecil apapun
Cara keempat adalah cari kesalahan atau ketidakcocokan kalian terhadap pasangan kalian, apapun itu bisa dijadikan alasan untuk putus. Seperti iklan bengbeng, alasan seperti itu juga bisa kita buat-buat sendiri.
“Kita udah nggak cocok lagi, aku sukanya bengbeng dingin, kamu sukanya yang biasa”
“Kita udah nggak cocok lagi, aku jalan kaki kanan duluan, eh kamu malah kaki kiri duluan, dasar nggak pengertian.”
“Kita udah nggak cocok lagi, masa aku udah brewokan gini, kamu punya jenggot sehelai aja enggak! Terserah deh aku udah capek.”
“Kita udah nggak cocok lagi, aku bangun tidur jam 6 pagi, eh kamu malah jam 6.30, jadi pacar kok egois banget.”
“Kita udah nggak cocok lagi, aku terlahir cowok, eh kamu malah enak-enakan lahir jadi cewek, nggak kompak banget jadi pacar. Putus aja putus!”

*****

Jadi seperti itulah alasan-alasan putus yang antimainstream dan elegan. Pemakaian cara diatas tergantung tempat dan kondisi berpacaran kalian. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala resiko yang terjadi jika kalian memakai cara diatas. Dihimbau kepada pembaca agar tetap menerapkan norma-norma kemanusiaan jika ingin memakai cara keempat. Sekian dulu tulisan nyusahin dari saya, kalau kalian ada cara lain agar putus sama pacar yang belum tertulis disini, silahkan tulis di kolom comment ya. Nanti akan kita bahas bersama-sama. Terima kasih telah membaca.

Kepada Nyonya Tak Beretika

No comments

Padahal aku hanya ingin diberitahu, Nyonya.

Jika kau tak suka satu hal, katakanlah.

Jika kau jenuh, mengakulah.

Jika bahagiamu ada di tempat lain – jiwa yang lain, kejarlah.

Jika kau ingin pergi, pergilah.

Aku tak seegois itu untuk menahanmu.

Tapi bicaralah dulu sebelum kau hilang.

Baiklah, Nyonya.

Bukan air mata dan sesak dihatiku yang aku keluhkan.

Semua itu hanya proses yang akan terlewati dan aku nikmati.

Aku mengeluhkan semua tanda tanya dalam malamku.

Yang berakhir pada keraguanku, bukanlah pada dirimu, tapi pada diriku.

Seakan-akan semua sel ditubuhku mengandung kesalahan.

Coba kau rasa.

Tidak enak.

Kau tidak pernah salah jika ingin pergi dan meninggalkan.

Aku paham pada konsep hidup bahwa manusia adalah makhluk individual.

Kita hidup untuk diri kita sendiri, mengejar kebahagiaan masing-masing.

Kau menawan, selalu.

Tapi sekarang kau tidak lagi baik, Nyonya.

Kau pergi meninggalkan bias, dan ingatan akan caramu yang tak beretika.

Wednesday, February 3, 2016

Tipe-tipe Mantan yang Harus Diketahui

2 comments

Di dalam dunia percintaan jika kita sudah berani memulai suatu hubungan, pastinya harus siap juga dengan resiko hubungannya akan putus nantinya. Entah itu putus karena hal yang diinginkan, seperti putus pacaran dan akhirnya menikah, atau putus pacaran ya karena emang udah engga cocok aja. Karena ya, seperti sebuah telur, jika semakin lama umurnya maka telur itu akan semakin membusuk. Begitu juga dengan suatu hubungan, semakin lama umur hubungan tersebut, maka semakin kelihatan sifat busuknya pasangan kita. Itu memang sudah resikonya orang pacaran, mau nunggu sampai alien dari Planet Namec turun ke Bumi lalu menjadi presiden the Fed juga tetap nggak bakalan ada manusia yang sempurna. Bagaimana cara kita menerima segala kekurangan pasangan adalah bumbu-bumbu pahit dalam suatu hubungan, seperti cengkeh di semur ayam, mau engga mau juga harus ada. If you want a good relationship, deal with it.

Nah, jika memang akhirnya harus putus ya tidak mengapa. Jadikan pengalaman untuk hubungan yang lebih baik kedepannya. Lumayan kan bisa nambah-nambahin pengalaman di CV. Tapi, hubungan dengan mantan juga sebaiknya dijaga tetap baik, walaupun pada kenyataannya di lapangan, kebanyakan berakhir jadi musuh. Agak lucu sih kalau dipikir-pikir, kalian adalah sepasang kekasih yang saling mencinta berjanji sehidup semati sebelumnya, tapi begitu putus, sewaktu papasan aja engga teguran. Begitu pentingkah status dimuka bumi ini? Nah, kali ini saya akan membahas tipe-tipe mantan yang sebenarnya agak tabu untuk dibicarakan, karena mantan adalah makhluk yang mudah tersinggung. Semoga mereka nggak baca tulisan ini (lol). Langsung saja berikut tipe-tipe mantan yang harus diketahui. Mungkin beberapa dari kalian pernah merasakan mantan yang seperti ini.

1.    Mantan yang penuh drama
Mantan seperti ini lebih cocok ikutan casting ftv-ftv masa kini aja deh daripada ‘bakatnya’ terbuang percuma kan. Mantan jenis ini biasanya setelah putus suka mulai mencari perhatian orang banyak, membuat seakan-akan kejadian dirinya putus itu semua orang harus tahu. Dan biasanya juga membuat status di sosial media seperti ini, “Akhirnya separuh jiwaku pergi, entah bagaimana bisa aku melalui hari-hari tanpanya lagi. Selamat tinggal ndutku, mungkin kita memang nggak jodoh :’)) *sad *sad *sad.” Bangke kan. Bacanya aja udah mules. Biasanya juga postnya mantan jenis ini akan di-comment temen-temen deketnya yang sama aja dramanya. Terus mereka drama aja deh rame-rame, agar hari itu resmi diingat sebagai hari berkabung bersama dan diperingati setiap tahun.

Populasi mantan jenis ini: Sangat banyak.

2.    Mantan sang stalker papan atas
Mantan jenis ini biasanya gerak-geriknya tidak terlihat dengan mata telanjang. Secara kasat mata mereka sudah terlihat tidak peduli lagi dengan kalian. Tapi tanpa diduga-duga, sebenarnya mereka masih saja mengawasi kita dari jauh, iya dari Bangladesh ngawasinnya. Bahkan setiap perkembangan yang kita buat, mereka sudah tahu duluan. Mulai deh kode-kode bangke di social media biasanya. Misalnya kita punya gebetan baru dan coba saja lihat status si mantan jenis ini, biasanya sih bakal ada post yang berbau seperti ini, “Hehe secepat itu ternyata ya :)”. Ya, mantan jenis ini merupakan penyempurnaan dari mantan jenis pertama tadi. Nyusahinnya dua kali lipat.

Populasi mantan jenis ini: Banyak.

3.    Mantan with benefit
Mantan jenis ini biasanya tetap menjaga hubungan baik dengan kita setelah putus. Biasanya sih putusnya secara baik-baik dan masih ada rasa-rasa sayang yang tertinggal gitu. Karena itu juga, biasanya bersama sang mantan jenis ini masih sering pergi kemana-mana berdua, makan berdua, masak berdua, tinggal berdua, bobo berdua, lalu akhirnya menikah (lah). Tapi, mantan jenis ini biasanya juga menjadi penghalang akan pergerakan kita kedepannya. Mau jadian sama yang lain jadi nggak enak, mau udahan sama dia juga nggak enak. Akhirnya orang-orang yang terlibat didalam hubungan ini menjadi pasukan gabumon (gagal buat moveon).

Populasi mantan jenis ini: Langka (dilindungi pemerintah)

4.    Mantan-nya temen
Mantan jenis ini adalah yang paling berbahaya dan biasanya sih kita semua pernah menemukan. Kalian pasti pernah punya temen deket atau temen biasa aja deh yang jarang ngomong. Dan dulu mereka punya pacar yang kalian suka atau kagumi. Lalu setelah (akhirnya) mereka putus biasanya menjadi pilihan yang sangat rumit bagi kita. Ingin mendekati mantannya temen, tapi takut hubungan pertemanan menjadi rusak dan tongkrongan jadi nggak asik lagi. Tapi kalau nggak dideketin sudah terlanjur suka kan, apalagi dulu sewaktu ketemu nggak sengaja pernah flirting sama dia, ngobrol, makan bareng, pelukan, dan tinggal serumah. Kan jadi serba salah kaya Raisa. Saran saya sih, ya kalau memang serius suka dijadiin aja. Masalah sama temen urusan belakang lah. Kan namanya pertemanan, barangnya temen barangnya kita juga. Ehe

Populasi mantan jenis ini: Sebenarnya banyak (kasat mata).


Jadi seperti itulah tipe-tipe mantan yang perlu kalian ketahui. Kenapa perlu diketahui? Karena ini adalah ilmu hidup yang tidak diajarkan dibangku sekolahan. Jika kalian sudah punya rencana untuk putus dengan pasangan kalian sekarang  di kemudian hari, kalian sudah bisa memilih ingin menjadi tipe mantan seperti apa nantinya. Ingat juga bahwa mantan adalah barang antik yang semakin lama kita tinggal, biasanya semakin tinggi harga jualnya. Jadi pesan moralnya adalah sayangilah mantan-mantan kalian dengan sepenuh hati. Jika tidak menemukan seseorang yang lebih baik nantinya, jangan sungkan untuk  hubungi mantan. Oiya, jika kalian memiliki tipe mantan yang belum tertulis disini, silahkan tulis dikolom comment bawah ya. Terima kasih sudah membaca tulisan ini.